Monday, January 31, 2011

Video Iklan Pocari Sweat Versi Irfan Bachdim

Irfan Bachdim mulai menginjak karier sebagai bintang iklan dan brand ambasador minuman isotonicUntuk pertama kalinya Pesepak bola berdarah Malang-Belanda, Irfan Bachdim menjadi bintang iklan dan menjabat sebagai brand ambassador sebuah minuman pengganti cairan tubuh,Pocari Sweat .

Irfan mengaku bersedia menjadi menjadi model iklan ini karena ingin menginspirasi anak-anak Indonesia lainnya.Pemakai nomor punggung 17 ini, tak khawatir dengan menjadi model iklan dan brand ambassador akan mengganggu latihannya. Irfan yakin bisa mengatur semua kegiatan dengan baik."Semuanya sudah terorganisir dengan baik jadi sama sekali enggak mengganggu. Selama saya punya waktu luang, saya pasti menghadiri acara (turnamen futsal) untuk mendukung anak-anak yang bermain," pungkasnya

Irfan Bachdim jadi Ikon Kejuaraan Futsal Antar SLTA se- Indonesia

Irfan Bachdim, striker andalan klub Persema Malang menolak berkomentar banyak tentang tim nasional Indonesia U-23. "Saya tidak tahu soal itu. Saya tegaskan, saya di sini untuk mendukung anak-anak remaja," kata Bachdim saat ditemui dalam jumpa pers Pocari Sweat Futsal Championship, di Hotel Hyatt, Jakarta, Senin (31/1). 

Pemain yang namanya menjadi populer setelah membela tim nasional senior di Piala AFF ini tampak kaget saat ditanya soal Tim Nasional. Bachdim menjadi brand minuman berenergi Pocari Sweet, sekaligus menjadi ikon di kejuaraan futsal antar siswa Sekolah Tingkat Lanjutan Atas (SLTA). 

Kejuaraan berhadiah total Rp. 200 juta ini bakal digelar di sepuluh kota di Indonesia, dengan pembukaan di Jakarta 29-30 Januari. Selanjutnya, akan digelar di Makasar, Samarinda, Pekanbaru, Medan, Surabaya, Denpasar, Semarang, Yogyakarta, dan terakhir di Semarang (9-10 April 2011 nanti).Bachdim benar-benar tidak memberikan ruang pada juru warta untuk bertanya tentang tim nasional lebih dalam. "Saya tidak tahu apa yang terjadi di sini. 

Saya tegaskan saya hanya di sini hanya untuk mendukung anak-anak," kata Bachdim mengulang jawaban sebelumnya. Striker yang pernah bermain di klub Ajax Amterdam ini, berharap bisa menumbuhkan semangat remaja Indonesia berprestasi di bidang olahraga. "Saya berharap bisa menjadi seseorang bagi mereka. Ikuti saja mimpi kamu. Sepertinya semua orang tahu bagaimana nasib saya di Indonesia, sempat ditolak dua klub. Tapi, teruslah mencoba." kata Bachdim. 
source : Tempo interaktif

Irfan Bachdim Membintangi Iklan Pocari Sweat

Tidak butuh waktu lama untuk Irfan Bachdim, pesepak bola asal klub Persema Malang itu, untuk menjadi popular. Belum genap setahun, ia sudah mendapat banyak tawaran sebagai bintang iklan. 

Ia kini menjadi bintang iklan minuman kesehatan. "Karena saya tahu ini menunjang untuk kesehatan, saya mendukung anak-anak kecil untuk meminum minuman olahraga. Untuk menginspirasi mereka," ujarnya, Senin, (31/01/2011), saat ditemui Hotel Grand Hyat dalam acara Futsal Championship Pocari Sweat.

Menurutnya, kesibukannya di luar dari sepak bola itu sama sekali tidak mengganggu jadwalnya di klub. Semuanya sudah terorganisir dengan baik."Semuanya sudah terorganisir dengan baik. Jadi, sama sekali nggak mengganggu, selama saya punya waktu luang," ujarnya. 

Ketika ditanya keinginannya untuk main sinetron, Irfan mengatakan saat ini dirinya, tidak punya pikiran seperti itu. Ia hanya ingin menjalankan hobinya dari kecil yaitu bermain bola.
 source:TribuneNews

Persema Malang Ditahan Imbang 1-1 oleh Batavia Union


Kesebelasan Batavia Union sukses menahan imbang Persema Malang 1-1 dalam lanjutan Liga Primer Indonesia, Minggu (30/1/2011) di Stadion Gajayana, Malang, Jawa Timur.Dengan hasil imbang 1-1 ini, Persema Malang hanya berhasil mengoleksi tujuh poin dari tiga kali laga. Adapun Persebaya 1927 berhasil mengoleksi 9 poin dari tiga kali laga. Ini menjadikan

Persebaya 1927 kokoh mempertahankan puncak pemimpin klasemen sementara liga, menggusur Persema Malang.Tuan rumah Persema Malang sebenarnya memiliki peluang besar untuk memenangi laga ketiga ini. Itu karena pada menit ke-3 mereka mendapat hadiah penalti dari wasit Fiator Ambarita, setelah pemain belakang Batavia Union, Fathul Manan, menyentuh bola dengan tangannya di dalam kotak penalti sendiri.Eksekusi tendangan penalti dilakukan oleh Ngon Mamoun. Namun, eksekusi yang dinantikan ribuan "Ngalamania" (pendukung Persema Malang) itu gagal menghasilkan angka setelah tendangan Ngon melenceng dari gawang Batavia Union yang dikawal Fauzi Toldo. 

Secara umum kedua kesebelasan bermain cukup agresif. Akibat terlalu bersemangat, kubu tuan rumah bahkan harus kehilangan pemain penyerangnya, Han Sang Min, pada menit ke-25 setelah diusir wasit menggunakan kartu merah karena dua kali melanggar lawan dengan keras.Bermain dengan 10 pemain membuat "Laskar Ken Arok" harus berjuang keras. Bahkan Kim Jeffrey Kurniawan, yang semula diplot menjadi pemain belakang, didorong lebih maju ke depan untuk memompa serangan.Persema Malang akhirnya berhasil mencetak sebuah gol menjelang berakhirnya babak pertama. Meski sempat menyentuh tiang gawang, bola hasil tendangan Ngon Mamoun di menit ke-44 gagal diantisipasi kiper Batavia Union. Hingga babak pertama usai kedudukan sementara 1-0 untuk tuan rumah. 

Setelah turun minum, Pelatih Persema, Timo Scheunemann, mengganti Kim Jeffrey Kurniawan dengan Reza Mustofa. Timo tampaknya ingin memperkuat barisan penyerangnya. Bukan itu saja, ia juga menurunkan sejumlah pemain lapis keduanya untuk memberikan angin baru permainan.Namun, strategi tersebut mampu dipatahkan Batavia Union dengan jawaban sebuah gol balasan pada menit ke-74 dari kaki Na Byung-hul. Pemain asal Korea itu berhasil memanfaatkan umpan tarik dari Tantan dan menjebol gawang Persema yang dikawal Sukasto Effendi. Kedudukan 1-1 berakhir hingga pertandingan usai. 

Meski hasil akhir pertandingan kali ini mengecewakan, dari segi kerja keras pemain tidak mengecewakan. "Perlu diingat, kami harus bermain 10 pemain selama lebih dari 60 menit dan tidak menunjukkan penurunan stamina. Itu sudah sangat luar biasa," ujar Pelatih Persema Malang, Timo Scheunemann, seusai pertandingan.Pelatih Batavia Union, Roberto Bianchi, menyatakan puas dengan hasil imbang 1-1 tersebut. " Kami bisa mengambil peluang ini setelah mereka bermain 10 pemain. Awalnya pemain saya tidak berani mengambil keputusan, mungkin karena takut risiko," ujar pelatih asal Spanyol itu. 
source:Kompas

Sunday, January 30, 2011

Kasus Suap pada laga Final AFF di Malaysia

Disaat persepakbolaan Indonesia sedang mengalami grafik yang naik, Ada beberapa hal yang membuat Bangsa Indonesia kecewa salah satunya adalah Isu Adanya Kasus Suap pada laga Final AFF di Malaysia yang belangsung di stadion bukit jalil. Dari sumber yang ada bahwa ada oknum PSSI yang tega menjual kemenangan Indonesia kepada bandar judi kelas kakap di Malaysia hanya beredar dari mulut ke mulut, kini

Saturday, January 29, 2011

Taking the positives from the heartbreak

As an Australian, today is a tough day.

But full credit must go to Japan. They came into the tournament as clear favourites and, despite a slow start, they showed why they were deserving of that accolade.

Australia will be left to rue their numerous missed chances, none better than Harry Kewell’s one-on-one with Eiji Kawashima.

What this loss does for Australia, though, is elevate the AFC Asian Cup to a higher level amongst the general public.

For the most part, Asian Football is still neglected and disrespected in Australia. Our arrogance had us thinking we’d waltz into the 2007 AFC Asian Cup and walk away with the trophy without getting out of third gear.

We were quickly shown up by Oman, Iraq and Japan.

This time around Australia was more humble and respectful, and it showed on the pitch with results falling our way.

However we have yet again come up short.

All this does is show the general public that the AFC Asian Cup is no Mickey Mouse competition that is easy to win. This is a serious, continental competition that is very tough to win.

I have a feeling that respect for the tournament and Asian Football will grow, by how much still remains to be seen, but it will grow nonetheless.

And with Australia hosting the 2015 AFC Asian Cup that can only be a good thing.

  

AUS Green and Gold Project

Brits on notice as athletes get $2.5m to snare medals@The AustralianA $2.5 MILLION war chest has been assembled to help Australian athletes take medals from their British arch-rivals at next year's London Olympics.Federal Sports Minister Mark Arbib has redirected the money from the Australian Sports Commission to launch the Green and Gold Project, which will provide extra funding to shore up

Wednesday, January 26, 2011

Sukha sets a Thai-rific example

EXCLUSIVE: Melbourne may be 7000km south of Thailand, but for Surat Sukha Thailand is never far from his mind.

Sukha battles with Alex Terra in the Melbourne Derby
When you talk to Sukha, even if it is only via email and through a translator, there are two things that stand out – his shy, humble nature and his pride and passion for Thailand.

As a Thai footballer playing abroad, his outlook is quite profound. He is not just a mere football player; he is an ambassador for his country. And it’s not something he takes lightly.

“I’m very proud to be Thai, and as a professional footballer who plays abroad I am an ambassador for Thailand to Australia and the rest of the world,” he said.

“I take that responsibility very seriously.”

That responsibility extends all the way down to promoting Melbourne Victory and the A-League to the Thai communities across Australia.

“I really want to help the club to build more fans from the Thai and South East Asian communities in Melbourne as much as I can,” he said.

The 28-year-old started his career in 2001 as a 19-year-old in his home town of Sakon Nakhon, a town of 76,000 people in the north-east Thai region of Isan. They were humble beginnings but would lay the foundations for his move to Melbourne eight years later.

Sukha would play 96 games for Sakon Nakhon, scoring 12 goals along the way, before securing a move to Thai Premier League side Chonburi FC.

After a disastrous first season where The Sharks won only five games, the 2007 TPL season would turn out to be a career defining one.
Sukha plays against the Victory for
Chonburi in the AFC Champions League

Chonburi would win the title, qualifying for the 2008 AFC Champions League, and Sukha would cement himself in the squad, displaying the sort of form that would see him called up for the national team the following year.

It was in the 2008 AFC Champions League that Sukha would get his first experience of the A-League, when his Chonburi side surprised everyone by beating Melbourne Victory 3-1 in Bangkok.

It was his performance that night, and in the return leg in Melbourne two months later, that sparked Melbourne’s interest in him.

It would be almost a year before the Victory had their man, with Sukha signing a two-year deal in May 2009.

Sukha is the first to admit he knew little about the A-League or Australian Football before moving to Melbourne, but he and the city he would move to shared one common love – Mark Viduka!

“I didn’t know much about the rest of the league before I came to Australia,” he admitted.

“I knew the Socceroos from the World Cup and Asian Cup, even though I didn’t play against them.

“Mark Viduka is one of my favourite players.”

Sukha made his national team debut 15 months after Australia met Thailand at the 2007 AFC Asian Cup, missing out on a dream clash with his idol, when new Thai coach Peter Reid named him in the squad for the 2008 T&T Cup in Vietnam.

It was a successful tournament for Thailand too, taking out the three-team event.

Representing Thailand is something close to Sukha’s heart.

“Playing football for Thailand is the greatest honour in my life,” he says proudly.
Sukha lines up for the Thailand national teams

It’s an honour he has had 16 times since making his debut, although injury kept him out of the recent AFF Suzuki Cup.

“I'm really sad that I couldn’t play in that tournament, because I want to represent Thailand at every opportunity I have,” he lamented.

Sukha could see the silver lining though, highlighting the fact it gave promising youngsters a chance to get valuable experience.

It was an experience they will want to forget though, with Thailand struggling and in a major surprise they were eliminated in the group stages.

It was a major disappointment for a nation that had made the final in five of their last eight attempts, winning three of them.

Sukha was circumspect when asked about their failure.

“As Thais we are disappointed with what happened, because we always set ourselves goals and we didn’t make it this time,” he said.

“However, from disappointment comes opportunity to learn from mistakes made.
Sukha in his time with Chonburi FC

“All the relevant departments are now paying attention to the real problems in Thai football and working hard at bringing Thailand back to being the strongest football nation in South East Asia.”

The shy and humble Sukha isn’t afraid to offer an opinion on how to improve Thai though, directing some not too subtle criticism towards the Football Association of Thailand.

“The improvement in Thai Football needs to come from the management and administration within the relevant departments of the FAT,” he said.

“Serious action shows better results than beautiful words, so departments need to work seriously and cooperatively to help improve all aspects of football in Thailand.”

Coming from Sukha they are stinging words, but no doubt words echoed by thousands of Thai fans across the world.

Sukha is doing his part for Thai football though, being the only member of the current Thai squad to play abroad. He is hoping that he can blaze a trail and inspire other Thai players to play abroad, especially in Australia.

When asked if other Thai players should move to Australia, he is adamant.

“Absolutely,” he said.

“More Thai players should come and hopefully by playing for Melbourne Victory I have shown some Thai footballers about what is possible.”
Sukha with fellow Thai international Sutee Suksomkit

Briefly in late 2009 another Thai player did come. Sutee Suksomkit, a regular for Thailand since 2000, joined Sukha at Melbourne Victory.

It was an important time for Sukha, who acknowledges that having a fellow Thai around helped him in the early stages of his time in Melbourne.

“Having Sutee here in Melbourne was a great time,” he recalled.

“My English isn’t the best, and I hadn’t fully integrated into Melbourne life yet, so having Sutee here to talk to and hang out with made me feel so much more at home.”

It obviously had an impact as Sukha’s form since has gone from strength to strength, to the point where he is now a valued member of the Victory, signing a contract extension in April 2010 that will keep him at the club until 2012.

“I’ll always be thankful to Melbourne Victory who saw both my ability and potential and gave me the opportunity to come to Australia and represent the great nation of Thailand in the great city of Melbourne,” he said.

Therein lies the two standout qualities of Sukha – humility and pride.

  
Asian Football Feast would like to thank and acknowledge Matt and Thaya Morris for their assistance in translating the interview with Sukha. This interview would not have been possible without them and we are grateful for their assistance.

  

Irfan Bachdim dan Lee Hendrie Jadi Magnet Laga Bandung FC vs Persema


Laga kandang Bandung FC melawan Persema Malang pada 5 Februari mendatang dipastikan bisa menarik massa banyak. Lee Hendrie, mantan bintang Aston Villa yang kini merumput bareng tim Laskar Siliwangi dan juga Irfan Bachdim diyakini akan menjadi magnet bagi pecinta sepakbola di Bandung."Kalau lawan Persema Malang nanti, saya yakin Hendrie bisa lah main. Kalau untuk dengan Solo FC 29 Januari nanti kemungkinan besar tidak main," ujar Manajer Bandung FC M Kusnaeni saat berbincang dengan detikbandung melalui telepon, Rabu (26/1/2011). 

Menurutnya keberadaan Hendrie bisa menjadi magnet bagi pecinta sepakbola di Bandung untuk datang ke stadion. "Apalagi nanti juga ada Irfan Bachdim. Ya mudah-mudahan bisa menyedot penonton," kata Bung Kus, panggilan akrab Kusnaeni.Lebih lanjut Bung Kus menuturkan jadwal pertandingan yang dipercepat dari tanggal 7 Februari menjadi 5 Februari. "Ini dari pihak televisinya yang meminta, dengan pertimbangan ini pertandingan besar sehingga lebih bagus kalau main hari Sabtu atau tanggal 5. Ya mudah-mudahan proses perizinannya lancar," katanya.Jika tanggal 5 Februari nanti, Bandung FC jadi menjamu Persema Malang di Stadion Siliwangi, ini pertandingan perdana klub asal Bandung yang main di Liga Primer Indonesia itu main di kandang. "Momen ini kami sangat tunggu sekali," katanya.

Monday, January 24, 2011

Riedl Genjot Latihan Fisik Pemain Timnas pra-Olimpiade

Pelatih tim nasional Alfred Riedl mulai menggenjot latihan fisik pemain timnas yang akan diturunkan pada pertandingan Pra-Olimpiade melawan Turkmenistan di Palembang, Sumatera Selatan, 23 Februari nanti.

Pemain yang berjumlah 25 orang, termasuk pemain keturunan yang baru masuk yaitu Jordy de Kat mendapatkan porsi latihan fisik di antaranya keseimbangan dengan tumpuan satu kaki dengan harapan

Fresh Orange!

Sunday, January 23, 2011

V-League season kicks off for 2011

Ngoc Duy scores the opening goal for Ha Noi T&T
With the promise of more drama and greater professionalism, the 2011 V-League season kicked off on the weekend amid much expectation.

For the first time, all of the V-League's 14 clubs are officially recognised as businesses as required under AFC guidelines, which the Vietnam Football Federation (VFF) hope will lead to an increase in the professionalism of their clubs.

Together with this, an increase in prize money and a new TV deal mean the 2011 V-League season is looking like being the best yet.

Last season's champions, Ha Noi T&T, opened their season at home against Hoa Phat Ha Noi. The match looked headed for a 1-1 draw before Argentine Gonzalo struck in the 90th minute to give the Champions a first up win in front of 3000 adoring fans.

Three second half goals to Lam So'n Thanh Hoa saw them account for Ha Noi ACB 3-0 and left them on top of the table after the first round.

Full results from the first round action are as follows:

Lam So'n Thanh Hoa 3-0 Ha Noi ACB
Da Nang 2-1 Hoang Anh Gia Lai
Hai Phong 1-0 Khanh Hoa
Ha Noi T&T 2-1 Hoa Phat Ha Noi
Binh Duong 1-1 Ninh Binh
Navibank Sai Gon 0-0 Dhong Thap
Long An 2-2 Song Lam Nghe An

The V-League Table after Round 1 is as follows:


TEAM
MP
W
D
L
F
A
GD
PTS
Lam So’n Thanh Hoa
1
1
0
0
3
0
+3
3
Da Nang
1
1
0
0
2
1
+1
3
Ha Noi T&T
1
1
0
0
2
1
+1
3
Hai Phong
1
1
0
0
1
0
+1
3
Long An
1
0
1
0
2
2
0
1
Song Lam Nghe An
1
0
1
0
2
2
0
1
Dinh Duong
1
0
1
0
1
1
0
1
Ninh Binh
1
0
1
0
1
1
0
1
Dong Thap
1
0
1
0
0
0
0
1
Navibank Sai Gon
1
0
1
0
0
0
0
1
Hoa Phat Ha Noi
1
0
0
1
2
2
-1
0
Hoang Anh Gia Lai
1
0
0
1
2
2
-1
0
Khanh Hoa
1
0
0
1
1
1
-1
0
Ha Noi ACB
1
0
0
1
3
3
-3
0